Menstruasi adalah proses alamiah yang terjadi pada perempuan. Menstruasi merupakan perdarahan yang teratur dari uterus sebagai tanda bahwa organ kandungan telah berfungsi matang. Pada wanita biasanya pertama kali mengalami menstruasi (menarche) pada umur 12-16 tahun. Siklus menstruasi normal terjadi setiap 22-23 hari, dengan lamanya menstruasi selama 2-7 hari (Kusminaran, 2011 : 19).
Pada saat menstruasi, wanita kadang mengalami nyeri. Kondisi tersebut dinamakan dysmenorrehea, yaitu keadaan nyeri yang hebat dan dapat mengganggu aktifitas sehari-hari. Dysmenorrehea juga merupakan satu fenomena simptomatik meliputi nyeri abdomen, kram, dan sakit punggung (Kusmiran, 2011 : 112).
Dalam beberapa kasus, tidak sedikit perempuan yang mengalami nyeri menstruasi berkepajangan. Mereka terus menerus mengalami rasa sakit, bahkan tidak bisa beraktivitas apapun selama menstruasi karena rasa nyeri bukan main dan tidak tertahankan. Selain itu juga disertai kondisi psikologis yang tidak nyaman, seperti mudah marah, cepat tersinggung, bawaannya kesal pada semua orang, dan lain-lain (Anurogo, 2011 : 3).
Menurut data WHO (2012), didapatkan angka kejadian dismenore sebesar 1.769.425 juta jiwa (90%) wanita yang mengalami dismenore, 10-15% diantaranya mengalami dismenore berat. Hal ini di dukung berdasarkan penulisan yang telah dilakukan diberbagai negara, dimana kejadian dismenore di Malaysia prevanlensi dismenore pada remaja sebanyak 62,3% (Savitry, 2015). Penulisan yang dilakukan di Amerika Serikat tahun 2013 dismenore dapat terjadi pada lebih dari 50% wanita menstruasi dan telah di laporkan prevalensi berkisar dari 15,8% menjadi 89,5% dengat tingkat lebih tinggi terjadi pada populasi remaja (Calis, 2013).
Di Indonesia angka kejadian dismenore terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36% dismenore sekunder (Purnamasari, 2013). Berdasarkan hasil penulisan Arnis (2012), angka kejadian dismenore di Jawa Barat cukup tinggi, hasil penulisan di dapatkan kejadian sebanyak 54,9% wanita mengalami dismenorea, terdiri dari 24,5% mengalami dismenore ringan, 21,28% mengalami dismenore sedang dan 9,36% mengalami dismenore berat (Savitry, 2015). Penulisan yang dilakukan oleh Utami dkk 2013 pada pada remaja putri di Kabupaten Beno menunjukkan hasil 87,1% remaja putri mengalami dismenore (Ulludin, 2015).
Menurut Dinkes Provinsi Jambi didapakan data remaja yang mengalami gangguan menstruasi sebanyak 95% remaja putri. Dimana penelitian dilakukan oleh Putri (2014) di SMA Negeri 1 Kota Jambi didapatkan data siswi yang mengalami gangguan mentruasi sedang sebanyak 60% dan mengalami gangguan menstruasi berat sebanyak 40%.
Berdasarkan survei awal di SMA Negeri 3 Sungai Penuh pada tanggal 25 Januari 2018 dengan data remaja putri kelas X sebanyak 172 orang siswi dan yang telah mengalami menstruasi sebanyak 172 orang siswi. Dari data yang di dapat siswi yang mengalami nyeri saat menstruasi sebanyak 155 orang siswi (Data SMA Negeri 3 Sungai Penuh, 2018).
Salah satu penanganan klien dengan dismenore secara non-farmakologis adalah teknik relaksasi nafas dalam (Potter & Perry, 2005). Relaksasi merupakan teknik pengendoran atau pelepasan ketegangan, misalnya: bernafas dalam dan pelan. Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi nafas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan darah (Smeltzer & Bare, 2002). Prinsip yang mendasari penurunan nyeri oleh teknik relaksasi nafas dalam terletak pada fisiologi sistem saraf otonom yang merupakan bagian dari sistem saraf perifer yang mempertahankan hemeostatis lingkungan internal individu (Ningrum dkk, 2012).
Berdasarkan data fenomena yang terjadi adanya peningkatan data untuk kasus dismenore, dan yang mana siswi mengalami nyeri menstruasi itu sangat berdampak negatif bagi pendidikannya seperti siswi yang banyak ketinggalan pelajaran bahkan bisa terjadi penurunan prestasi, maka dari itu penulis tertarik untuk menyusun laporan studi kasus tentang “Penerapan Teknik Relaksasi Nafas Dalam Untuk Mengurangi Nyeri Akut Pada Klien Nn.S Dan Nn.P Dengan Diagnosa Medis Dismenore Di SMA Negeri 3 Sungai Penuh Tahun 2018”.
Klik DOWNLOAD SKRIPSI
Comments
Post a Comment