Skip to main content

Humor

Pengertian Sense Of Humor

Humor

Humor berasal dari kata umor yaitu You-moors yang berarti cairan mengalir, yang merupakan sifat dari sesuatu atau suatu situasi yang kompleks yang menimbulkan keinginan untuk tertawa (Hartanti dalam Fitriani & Hidayah, 2012).

Menurut Eysenck (dalam Fitriani & Hidayah, 2012) secara sederhana humor didefenisikan sebagai suatu yang lucu. Sesuatu yang bersifat humor adalah sesuatu yang dapat membuat tertawa.

Humor menurut Kuiper (dalam Alfiani, 2015) adalah stimulus yang dapat memancing tawa pada seseorang, seperti lelucon, cerita lucu, kartun lucu, situasi memalukan, lelucon praktis, dan sebagiannya. Humor digambarkan sebagai salah satu stimulus yang dapat membantu seseorang untuk tertawa dan merasa bahagia (Ripoll dalam Alfiani, 2015).

Lippman dan Dunn (dalam Sitanggang, 2009) menyatakan bahwa humor adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan rangsangan dan mengarahkan pada perasaan senang dan nyaman. Humor adalah sesuatu yang sangat berkaitan dengan respon tertawa (Provine dalam Sitanggang 2009).

Menurut Setiawan, Humor adalah rasa atau gejala yang merangsang kita untuk tertawa atau cenderung tertawa secara mental, ia bisa berupa kesadaran atau rasa, bisa berupa suatu gejala atau hasil cipta dari dalam maupun dari luar diri kita (dalam Thyas dkk, 2014).

Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa humor adalah segala sesuatu (peristiwa, individu, ataupun stimulus-stimulus lainnya) yang dapat membangkitkan rasa senang dan keinginan untuk tertawa.

Sense Of Humor (Kepekaan terhadap Humor)

Rasa humor, atau dikenal dengan istilah sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menangkap adanya sesuatu yang lucu dari sebuah peristiwa. Semakin mudah seseorang menangkap hal-hal lucu, maka semakin tinggi rasa humornya. Proses merasakan humor tidaklah sederhana. Mula-mula pikiran individu berusaha menangkap adanya sisi lucu, kemudian individu berpikir ada sesuatu yang menggelitik dalam suatu peristiwa. Lalu, secara otomatis perasaan individu akan memberikan respon dengan perasaan riang, dan tubuh meresponnya dengan tertawa (Mendatu dalam Thyas dkk, 2014).

Thorson dan Powell (dalam Thyas dkk, 2014) menjelaskan bahwa sense of humor merupakan suatu cara melihat bagaimana seseorang menanggulangi stres dalam menghadapi kehidupan. Jelas terlihat bahwa tidak ada formula yang tepat untuk kepuasan dalam menjalani hidup, Artinya cara atau mekanisme yang digunakan oleh seseorang dalam menghadapi masalah, bisa memberikan gambaran mengenai kesuksesan mereka dalam menjalani hidup. Hal ini berhubungan dengan kemampuan dan kekayaan diri seseorang akan kepekaan terhadap rasa humor.

Kepekaan terhadap humor (Sense Of Humor) merupakan kemampuan seseorang untuk menggunakan humor sebagai cara menyelesaikan masalah, keterampilan yang menciptakan humor, kemampuan menghargai dan menanggapi hal-hal yang bersifat jenaka atau humor (Safaria & Saputra, 2012). Kemampuan menggunakan ataupun menanggapi humor akan dapat menciptakan susasana yang lebih rileks, serta mempermudah pengungkapan perasaan atau impuls dengan cara yang aman dan tidak mengancam sehingga tidak menimbulkan ketegangan. Menurut Keltner dan Bonano (Safaria & Saputra, 2012) individu yang memiliki kepekaan terhadap humor mengidentifikasi kemampuan dalam mengatasi kondisi tertekan, mengurangi emosi negatif seperti marah, meningkatkan emosi positif, serta membuat hubungan dengan teman dan saudara menjadi lebih akrab satu sama lain.

Individu yang memiliki tingkat kepekaan terhadap humor yang tinggi, cenderung terhindar dari dampak negatif suatu kejadian yang tidak menyenangkan dan mudah bangkit dari kesedihan daripada individu yang memiliki kepekaan terhadap humor yang rendah (Safaria & Saputra, 2012).

Melalui kepekaan terhadap humor yang dimiliki, seseorang dapat mengekspresikan sesuatu secara lucu dan menggunakan ide-ide baru secara kreatif (Safaria & Saputra, 2012), memiliki kemampuan untuk mengatakan dan melakukan sesuatu dengan lebih bijaksana.

Eysenck (Safaria & Saputra, 2012) yang mengatakan bahwa kepekaan terhadap humor adalah kecenderungan individu untuk dapat mengatasi rasa sakit, marah, dan depresi; melalui humor seseorang akan mampu menjauhi diri dari situasi yang mengancam dan memandang masalah dari sudut kelucuannya untuk mengurangi kecemasan dan rasa tidak berdaya.

Martin (dalam Afrianti, 2015) mengatakan bahwa sense of humor merupakan istilah luas yang mengacu pada sesuatu yang orang katakan dan lakukan atau bahkan dianggap lucu dan cenderung membuat orang lain tertawa, serta proses mental yang masuk dalam menciptakan dan memahami suatu stimulus lucu, dan juga respon afektif yang terlibat dalam kenikmatan mempunyai humor. Humor diartikan sebagai rasa atau gejala yang merangsang kita untuk tertawa atau cenderung tertawa secara mental, humor bisa berupa rasa atau kesadaran dalam diri kita yang disebut sense of humor (Rahmanadji dalam Afriyanti, 2015).

Sense of humor atau yang biasa disebut dengan kepekaan humor, menurut Meredith merupakan kemampuan untuk menertawakan semua hal termasuk dirinya sendiri dan tetap mencintai dan menyukainya (dalam Fitriani & Hidayat, 2012).

Menurut Nielsen (Safaria & Saputra, 2012) fungsi humor dibagi menjadi beberapa bagian, yakni sebagai berikut :
  1. Fungsi Sosial, humor berfungsi sebagai suatu cara dalam meningkatkan keterampilan sosial. Humor mampu melancarkan kemampuan sosialisasi, meningkatkan reaksi sosial yang positif sehingga dapat menghindari reaksi negatif atau penolakan dari pihak lain. Sejalan dengan hal tersebut, individu yang memiliki kemampuan dalam mengekspresikan humor cenderung memiliki keterampilan sosial. Humor bukan mengikat seseorang atau kelompok yang disukai, tetapi juga dapat menjauhkan seseorang dari orang atau kelompok yang tidak disukai. Humor juga dapat digunakan untuk menunjukan perilaku yang baik dan sopan, serta memudahkan seseorang untuk menyesuaikan diri sehingga mampu membuat pikiran menjadi lebih terbuka serta memperoleh wawasan yang luas. 
  2. Fungsi pendidikan, humor dan tertawa merupakan alat belajar yang sangat penting. Selain itu, humor juga merupakan alat yang sangat efektif untuk membawa seseorang agar mendengarkan pembicaraan, dan dapat dijadikan sebagai alat persuasi yang baik. Sejalan dengan hal tersebut, humor dapat membuat suatu pesan menjadi lebih menarik, menyenangkan, dan mudah untuk diingat. Artinya, humor mampu membuat seseorang merasa rileks sehingga memudahkan untuk menerima pesan yang disampaikan secara lebih efektif. 
  3. Fungsi fisiologis, humor dapat mengalihkan susunan kimia internal seseorang dan membawa pengaruh yang sangat besar terhadap sistem kekabalan tubuh seseorang, peredaran darah, endokrin, dan juga sistem syaraf yang sangat berpengaruh positif terhadap kesehatan fisik maupun psikologis.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan sense of humor merupakan kemampuan setiap orang atau individu dalam menangkap, menanggapi, merespon, mempersepsikan, mengekspresikan dan menikmati sesuatu yang lucu atau bersifat humor. Bisa juga dikatakan suatu cara melihat bagaimana seseorang menanggulangi stres dalam menghadapi kehidupan.

Aspek-aspek Sense Of Humor

Menurut Thorson & Powell (dalam Sungkar dan Partini, 2015), sense of humor terdiri dari beberapa aspek yakni:
  1. Humor production. Kemampuan untuk menemukan humor pada setiap peristiwa berhubungan dengan perasaan diterima oleh lingkungan.
  2. Coping with humor. Bagaimana individu menggunakan humor untuk mengatasi emosional dan situasi yang mengandung stresful pada individu. Penggunaan humor sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah yang menimpa diri individu.
  3. Humor appreciation. Kemampuan untuk mengapresiakan humor yang dihubungkan dengan internal locus of control seseorang, sebuah indikasi dari seberapa banyak individu mempersepsikan setiap peristiwa lucu sebagai bagian dari perilaku orang lain.
  4. Attitude toward humor. Suatu tingkah laku atau perasaan, baik itu positif atau negatif terhadap suatu lelucon atau humor. Kecenderungan untuk tersenyum dan tertawa pada setiap situasi yang lucu.
Menurut Eysenck (Safaria & Saputra, 2012), mencakup tiga aspek, yaitu berikut ini :
  1. Conformist sense, yaitu kesamaan apresiasi berupa pemahaman dan penghargaan individu tentang materi-materi kelucuan. 
  2. Quantitative sense, yaitu kuantitas atau seringnya individu tertawa, tersenyum, serta mudahnya individu merasa gembira.
  3. Productive sense, yaitu kuantitas atau banyaknya individu menceritakan cerita-cerita lucu dan mampu membuat individu lain gembira.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa aspek sense of humor terbagi atas empat, yaitu humor production, coping with humor, humor appreciation, attitude toward humor.

Faktor yang mempengaruhi Sense Of Humor

Danandja (dalam Fahri, 2013) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi sense of humor adalah sebagai berikut: 
  1. Penyaji humor yang kurang pandai dalam menyampaikan humor sehingga tidak ada respon karena tidak ada stimulus.
  2. Masalah bahasa yang dipakai penyaji, bagaimana bisa mengerti jika diceritakan dengan bahasa jawa dengan orang batak maka jadi kekaburan artisehingga sulit dipahami makna sebenarnya.
  3. Pendengar tidak mengetahui konteks tersebut atau pemahaman terhadap sesuatu yang lucu akibatnya tidak sama sekali dan tidak diperlukan penjelasan selanjutnya. 
  4. Penanggulangan penyajian pada pendengar yang sama, sehingga unsur kejutan hilang dan humor tidak berfungsi karena terjadi kebosanan dalam merespon.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi sense of humor ada empat, yaitu penyaji humor yang kurang pandai dalam menyampaikan humor, masalah bahasa yang dipakai penyaji, pendengar tidak memahami konteks terhadap sesuatu yang lucu, penanggulangan penyajian pada pendengar yang sama.

Comments

Popular posts from this blog

Titik perbedaan Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf

Pengertian Ilmu Kalam, Filsafat, dan Tasawuf Ilmu kalam Secara harfiyah, ‘kalam berarti pembicaraan atau perkataan. Dari segi etimologis, perkataan ilmu kalam terdiri atas dua kata, yaitu ‘ilmu’ dan ‘kalam’. Ilmu yang berati pengetahuan, sedangkan kalam yang berarti perkataan, percakapan, dan firman. Ilmu kalam ini digunakan sebagai istilah ilmu yang membahas atau membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan aqidah islam, yaitu tentang wujud tuhan dan sifat-sifat yang memungkinkan ada pada-Nya, membicarakan para Rasul Tuhan untuk menetapkan kerasulannya dan mengetahui sifat-sifat yang tidak mungki ada padanya. Ilmu kalam merupakan disiplin ilmu keislaman yang banyak mengedepankan pembicaraan tentang persoalan-persoalan kalam Tuhan. Persoalan-persoalan kalam tersebut biasanya mengarah sampai perbincangan yang mendalam dengan dasar-dasar dan argumentasi, baik argumentasi rasional(aqliyah) maupun naqliyah. Filsafat Kata filsafat berasal dari kata philo yang berarti ci

Perbedaan Sistem Pendidikan Islam Dengan Sistem Pendidikan Non Islam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan merupakan dasar manusia untuk memulai hidup, sehingga menjadi komitmen bersama bahwa pendidikan sangat mempunyai peran yang luhur dan agung. Sifat yang agung ini ditunjukkan dari peran pendidikan yang dipahamai sebagai pemberian bekal peserta didik untuk menghadapi masa depannya. Dalam lagu kebangsaan Indonesia Raya salah satu lirik lagunya menekankan “bangunlah jiwanya, bangunlah raganya” ini terbukti secara konsuntif pendidikan sangan dibutuhkan. Pendidikan merupakan proses untuk mendewasakan manusia atau kata lain pendidikan merupakan untuk “memanusiakan manusia” Melalui pendidikan manusia dapat tumbuh dan berkembang secara normal dan sempurna sehingga dapat melaksanakan tugasnya sebagai manusia. Pendidikan dapat mengubah manusia dari tidak tahu menjadi tahu, dari perilaku buruk menjadi tabiat yang baik, pendidikan mengubah semuanya. Begitu penting Pendidikan dalam Islam, sehingga menjadi kewajiban perorangan. Pendidik

Titik persamaan Ilmu Kalam,Filsafat dan Tasawuf

Pengertian Ilmu Kalam, Filsafat, dan Tasawuf Ilmu kalam Secara harfiyah, ‘kalam berarti pembicaraan atau perkataan. Dari segi etimologis, perkataan ilmu kalam terdiri atas dua kata, yaitu ‘ilmu’ dan ‘kalam’. Ilmu yang berati pengetahuan, sedangkan kalam yang berarti perkataan, percakapan, dan firman. Ilmu kalam ini digunakan sebagai istilah ilmu yang membahas atau membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan aqidah islam, yaitu tentang wujud tuhan dan sifat-sifat yang memungkinkan ada pada-Nya, membicarakan para Rasul Tuhan untuk menetapkan kerasulannya dan mengetahui sifat-sifat yang tidak mungki ada padanya. Ilmu kalam merupakan disiplin ilmu keislaman yang banyak mengedepankan pembicaraan tentang persoalan-persoalan kalam Tuhan. Persoalan-persoalan kalam tersebut biasanya mengarah sampai perbincangan yang mendalam dengan dasar-dasar dan argumentasi, baik argumentasi rasional(aqliyah) maupun naqliyah. Filsafat Kata filsafat berasal dari kata philo yang berarti ci

RUANG LINGKUP ANALISIS KEBIJAKAN PENDIDIKAN

MAKALAH ANALISIS KEBIJAKAN PENDIDIKAN Di Buat Untuk Memenuhi Tugas Dalam Mata Kuliah : ANALISIS KEBIJAKAN DALAM PENDIDIKAN KARAKTER Disusun oleh: FEBRI HUSANDRA NIM: 211 017 014 AHMADI NIM: 211 017 014 Dosen pembimbing: Dr. HASRINAL, M.Pd NIP. 19680527 199803 1 001 MAHASISWA PROGRAM PASCASARJANA JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAM ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KERINCI TAHUN AKADEMIK 2018/2019 KATA PENGANTAR Pujisyukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua termasuk penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang diberikan, dalam hal ini penulis menyusun makalah yang berjudul ANALISIS KEBIJAKAN PENDIDIKAN. Shalawat dan salam tak lupa penulis sampaikan kepada kekasih Allah serta suri tauladan bagi umat islam yaitu Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita semua dari zaman jahiliah ataupun zaman kebodohan ke zaman islamiah yang penuh d

Doktrin Doktrin Aliran Jabariyah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sejak awal permasalahan teologis dikalangan umat Islam telah terjadi perbedaaan dalam bentuk praktis maupun teoritis. Perbedaan tersebut tampak melalui perdebatan dalam masalah kalam yang ahirnya menimbulkan berbagai aliran-aliran dalam Islam. Dalam perdebatan tentang teologi ini, yang diperdebatkan bukanlah akidah-akidah pokok seperti iman kepada Allah, kepada malaikat dan lain sebagainya, melainkan perdebatan masalah akidah cabang yang membahas bagaimana sifat Allah, Al-Qur’an itu baru ataukah qodim, malaikat itu termasuk golongan jin atau bukan, dan hal-hal yang berkaitan dengan itu. Pebedaan tersebut ahirnya menimbulkan berbagai macam aliran diantaranya seperti Khawarij, Syiah, Murji’ah, Mu’tazilah, Jabariyah dan Qodariyah, Asy’ariyah dan Maturidiyah. Dalam bab ini kita akan membahas sedikit banyak tentang aliran Qodariyah dan Jabariyah yang juga timbul akibat dari adanya permasalahan-permasalahan kalam. B. RUMUSAN MA
//ofgogoatan.com/afu.php?zoneid=3310914